BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kegiatan evaluasi dikatakan berhasil jika sang evaluator mengikuti
prosedur dalam melaksanakan evaluasi. Prosedur disini dimaksudkan sebagai
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam melakukan evaluasi. Tentu tidak
dapat dipungkiri bahwa banyak pandangan berkaitan dengan prosedur kegiatan
evaluasi ini, namun dalam hal ini penulis akan memaparkan prosedur evaluasi
yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya “Evaluasi
Pembelajaran”. Dalam buku tersebut, prosedur yang harus diikuti evaluator
meliputi perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data
dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
Dalam kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok evaluator
yang sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri. Sebab
guru merupakan orang yang melaksanakan proses pembelajaran. karena itu
baik-buruknya evaluasi diantaranya juga tergantung pada sang evaluator. Dengan
demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedur-prosedur yang telah
digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai
bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi
yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti
bagi semua pihak.
BAB II
MEKANISME ATAU PROSEDUR PELAKSANAAN
EVALUASI
A. Komponen Evaluasi Pendidikan
Dalam evaluasi pendidikan ada empat komponen yang saling terkait dan
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penjelasan dari keempat
komponen tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal dengan “measurement”.
Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan sesuatu dengan satuan ukurnya.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif.[1]
2. Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses menilai. Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat
kualitatif.[2]
3. Evaluasi
Evaluasi menurut Joint Committee, (1981) ialah penelitian yang
sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Nana
Syaodih, (1994:172) mendefinisikan evaluasi adalah merupakan kegiatan yang
luas, kompleks dan terus-menerus untuk mengetahui proses dan hasil perlaksanaan
system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Rutman and
Mowbray (1983) mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk
menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat
keputusan. Chelimsky (1989) mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode
penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program.[3]
Evaluasi diartikan penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan.[4]
Prinsip evaluasi diantaranya:[5]
a. Kontinuitas, evaluasi dilakukan secara terus menerus
b. Komprehensif, keseluruhan aspek harus di evaluasi
c. Adil dan objektif, berlaku adil dan pilih kasih
d. Kooperatif, bekerja sama dengan semua pihak
e. Praktis dan mudah digunakan.
Evaluasi merupakan fungsi formatif sangat bermanfaat sebagai umpan balik
tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga melalui informasi
dari plaksanaan evaluasi formatif, guru akan selalu memperbaiki proses
pembelajaran
4. Tes dan nontes
a. Teknik Tes
Teknik tes adalah merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.[6]
Adapun fungsi dari tes itu sendiri adalah:
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
b. Teknik Nontes
Teknik non tes adalah teknik evaluasi yang biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
B. Pelaksanaan Evaluasi
1. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan
suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yang diencanakan. Hal ini di
maksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Namun, banyak
juga orang melaksanakan suatu kegiatan tanpa
perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun kurang maksimal oleh sebab itu,
seorang evaluator harus dapat membuat perencanaan evaluasi dengan baik. Yang
perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan
ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjut nya, bahkan
mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. Implikasinya
adalah perencanaan evaluasi harus di rumuskan secara jelas dan spesifik, terurai
dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan
langkah-langkah selanjutnya.
Hal penting
yang harus dipahami evaluator adalah ketika melakukan analisis kebutuhan dalam
pembelajaran hendaknya dimulai dari peserta didik, kemudian komponen-komponen
yang terkait dengannya. Perencanaan evaluasi
meliputi:[7]
a.
Menentukan
tujuan penilaian
Tujuan
penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak
awal, karena menjadi dasar untuk menentukan ,arah,ruang lingkup materi,
jenis/model, dan karakter alat penilaian. Tujuan penilaian jangan terlalu umum
sehingga tidak menuntun guru dalam menyusun soal. Dalam penilaian hasil belajar, ada empat kemungkinan
tujuan penilaian yaitu:
1)
Untuk
memperbaiki kinerja atau proses
pembelajaran (formatif).
2)
Untuk
menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif).
3)
Untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
(diagnostik).
4)
Untuk
menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan).
b.
Mengidentifikasi
kompetensi dan hasil belajar
Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Peserta didik di anggap kompeten apabila dia memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu setelah mengikuti proses pembelajaan.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, semua jenis kompetensi dan hasil belajar
sudah dirumuskan oleh tim pengembang kuikilim, seperti standar
kompetensi,kompetensi dasar,hasil belajar dan indikator. Jadi
guru tinggal mengidentifikasi kompetensi mana yang akan di nilai.
c. Menyusun kisi-kisi
Penyusunan
kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representatif
dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah di berikan oleh guru
kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi
pelajaran yang telah diberikan,maka akan berakibat hasil penilaian itu kurang
baik. Begitu
juga materi penilaian terlalu banyak dibandingkan dengn materi pelajaran, maka
akan berakibat sama. Untuk itu guru harus menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi
adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai
topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi
kisi-kisi adalah pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat
tes. Sebenarnya format kisi-kisi tidak
ada yang baku, karena itu banyak model format yang dikembangkan para pakar
evaluasi. Format kisi-kisi soal dibagi 2 komponen pokok, yaitu komponen
identitas dan komponen matriks.
1) Komponen identitas,
a) Di tulis di bagian atas matriks
b) Meliputi jenis/ jenjang sekolah, jurusan/ program studi, bidang studi/
mata pelajaran, tahun ajaran dan semester, kurikulum acuan, alokasi waktu,
jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal.
2) Komponen matriks.
a) Dibuat dalam bentuk kolom yang sesuai
b) Terdiri dari kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang kemampuan,
indikator dan nomor urut soal.
Contoh:
Komponen Identitas:
KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
Nama Sekolah :
……………………………
Mata Pelajaran :
……………………………
Jurusan/Program Studi : ……………………………
Kurikulum Acuan :
……………………………
Alokasi Waktu :
……………………………
Jumlah Soal :
……………………………
Standar Kompetensi :
……………………………
Komponen Matriks:
|
No
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
Indikator
|
Jenjang Kemampuan
|
Bentuk Soal
|
No soal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Salah satu unsur penting dalam komponen matriks adalah indikator.
Indikator adalah rumusan pernyataan sebagai ukuran spesifik yang menunjukkan
ketercapaiaan kompetensi dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO). Manfaatnya
ialah guru dapat memilih materi, metode dan sumber belajar yang tepat sesuai
dangan kompetensi yang telah di tetapkan.
d. Mengembangkan draft instrument
Mengembangkan draft instumen penilaian merupakan salah satu langkah
penting dalam prosedur penilaian. Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk
tes maupun non tes. Dalam bentuk tes berarti guru harus membuat soal. Sedangkan
dalam bentuk non tes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman
wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat,minat,dsb.
e. Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah di susun dengan baik, maka perlu diuji cobakan
terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang
perlu di ubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana
yang baik untuk dipergunakan
selanjutnya. Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
1) Ruangan tempatnya hendaknya diusahakan seterang mungkin, jika perlu
dibuat papan pengumuman diluar agar orang lain tahu bahwa ada tes sedang
berlangsung.
2) Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang berkenaan dengan
peserta didik,guru,pengawas maupun teknis pelaksanaan tes.
3) Para pengawas harus mengotrol pelaksanaan tes dengan ketat, teetapi
tidak menganggu suasana tes.
4) Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yang diberikan.
5) Peserta didik harus benar-benar patuh dengan semua petunjuk dan perintah
dari penguji.
6) Hasil uji coba hendaknya diolah, dianalisis, dan di administrasikan
dengan baik
f. Revisi dan merakit soal (instumen baru)
Setelah diuji coba dan dianalisis, kemudian di revisi sesuai dengan
proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Berdasarkan hasil revisi
soal, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu.
Untuk itu, semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes,seperti nomor
urut soal, pengelompokan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya.
2. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya
bagaimana cara
melaksanakan evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan
evaluasi telah di singgung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Pelaksanaan
evaluasi sangat
bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Dalam pelaksanaan tes
maupun nontes tersebut akan berbeda satu dangan lainnya, sesuai dengan
tujuan dan fungsinya masing-masing.
Dalam pelaksanaan tes lisan , misalnya guru harus
memperhatikan tempat tes diadakan. Tempatnya harus tenang, enak dipandang dan tidak
menyeramkan, sehingga peserta didik tidak takut
dan gugup. Guru harus dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan komunikatif, tetapi bukan berarti
menciptakan suasana tes lisan menjadi suasana diskusi, debat atau ngobrol
santai. Dan informasi keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi
belajar peserta didik yang meliputi :
a.
Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain.
b.
Data tentang kesehatan peseeta didik, seperti pengihatan, pendengaran,
penyakit yang sering diderita dan kondisi fisik.
c.
Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
d.
Data tentang sikap (attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap teman
sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap guru dan kepala
sekolah, serta sikap terhadap lingkungan sosial.
e.
Data tentang bakat (aptitude) peserta didik seperti ada tidaknya bakat di
bidang olah raga, keterampilan mekanis, manajemen kesenian dan keguruan.
f.
Persoalan penyesuaian(adjustment), seperti kegiatan anak dalam organisasi
di sekolah, forum ilmiah, olah raga dan kepanduan.
g.
Data tentang minat (interest) peserta didik.
h.
Data tentang rencana masa depan perserta didik yang dibantu oleh guru dan
orang tua sesuai dengan kesanggupan anak.
i.
Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti perkerjaan
orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan serta hubungan
peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Tujuan untuk melaksanakan
evaluasi adalah untuk mengumpulkan data. Ada beberapa hal yang memungkinkan
timbulnya kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang sempurnanya
instrumen evaluasi.
b.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin
ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang
dilakukan.
c.
Kesalahan yang mungkin
ditimbulkannya oleh
kurang sempurnanya cara pencatatan hasil evaluasi.
3. Monitoring Pelaksanaan evaluasi
Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi
pembelajaran telah sesuai dengan perancanaan evaluasi yang telah ditetapkan
atau belum. Tujuannya untuk mencegah hal-hal yang negatif dan meningkatkan
efisiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi. Pertama, untuk
melihat elevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua, untuk
melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi dilaksanakan.[8]
4. Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data
yang ada pada kita. Macam-macam jenis pengolahan yang dapat dilihat bahwa ada
beberapa macam jenis pengolahan yang dapat dilakukan terhadap
sekumpulan data .Pengolahan yang kita
hadapi sekarang sebagai seorang evaluator
adalah menentukan pengolahan mana sajakah yang harus kita lakukan terhadap sekumpulan data pada sat tertentu.
Fungsi pengolahan data dalam proses
evaluasi yang perlu disadari bahwa untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang diri seorang yang sedang di evaluasi
adalah langkah pengolahan data.[9]
Ada dua jenis penafsiran data, yaitu:
a. Penafsiran kelompok, adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran
yang di berikan serta distribusi nilai kelompok.
Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan utuk
melaksanakan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sikap sikap tertentu pada
kelompok dan untuk mengadakan pertandingan antar kelompok.
b. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya dilakukan secara
perorangan. Misalnya dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau situasi
klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta
didik (readines), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan
yang di hadapinya.
5. Pelaporan Hasil Evaluasi
Laporan merupakan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan
oleh anggota masyarakat,khususnya orangtua peserta didik dapat tercapai. Pada
akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir
semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang persekolahan diperlukan suatu
laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan
sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat
tercapai. Laporan terbagi atas:[10]
a.
Laporan
kemajuan umum
Berbentuk
fisik,dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti pameran dan
pertandingan pameran diisi dengan:
1)
Menunjukan
karya ilmiah, misalnya : laporan kunjungan tempat,laporan pekerjaan
laboratorium,laporan penemuan baru.
2)
Menunjukan karya seni, seni lukis,seni
tari,seni drama,seni hasil karya bengkel.
3)
Berbentuk
media, laporan dalam bentuk media cetak maupun media elektronika.
b.
Laporan
kemajuan khusus
Bersifat
pribadi.laporan ditunjukan khusus untuk orangtua peserta didik. Laporan
disampaikan melalui:
1)
Pertemuan
dengan orangtua peserta didik
Dengan adanya
pertemuan tatap muka ,kedua belah pihak akan membagi informasi tenteng peserta
didik.Sehingga masalah yang dihadapi di sekolah maupun dirumah bias dicari
jalan keluarnya demi keberhasilan peserta didik.
2)
Buku
laporan kemajuan atau buku rapor
Dalam buku
rapor mencakup hasil kegiatan individu
yang menyangkut penembangan kogintif (proses berpikir), psikomotorik
(ketrampilan),dan afektif (apresiasi, kreatifitas, ketelitian, kerjasama, kecermatan, dan sebagainya).
6. Penggunaan hasil Evaluasi
Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum
terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan berikut:[11]
a.
Laporan Pertanggungjawaban, dengan
asumsi banyak pihak yang berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena
itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik.
b.
Seleksi,
dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk
sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil
evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang
atau jenis pendidikan tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat
mau menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja.
c.
Promosi, dengan asumsi prestasi yang
diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah
dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian
komptensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik.
d.
Diagnosis, dengan asumsi hasil
evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetensi
sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis
untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau pembelajaran
remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat dari peserta didik
yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk
mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
e.
Memprediksi Masa Depan Peserta
Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek
kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik
diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat
dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran merupakan langkah-langkah
yang harus diikuti oleh seorang evaluator atau tim evaluator dalam melakukan
kegiatan evaluasi. Dalam melaksanakan evaluasi ada beberapa tahap yang harus
kita lakukan :
1. Perencanaan evaluasi
2. Pelaksanaan evaluasi
3. Monitoring Pelaksanaan evaluasi
4. Pengolahan Data
5. Pelaporan Hasil Evaluasi
6. Penggunaan hasil Evaluasi
B. Saran
Dengan mengetahui tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan kegiatan evaluasi, diharapkan para guru atau yang menjadi evaluator
untuk senantiasa mengikuti prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran. Dengan
prosedur yang sudah ditetapkan akan melahirkan kualitas evaluasi yang dapat
mendorong mutu pendidikan kita.
Penulis juga berharap dengan
adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengambil perkuliahan Evaluasi
Pendidikan.
[3]
http://Evaluasi Kurikulum _ Pendidikan Ekonomi-a UIN SUSKA 2011.html/ (diakses tanggal
3 maret 2015)
[4]
Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2007) hal 1
[5] http://cahayadinasep.bolgspot.com/2013/03/pengetian-tujuan-fungsi-prinsip-evaluasi.html/
(diakses tanggal 3 maret2015)
[7] http://eka putra caniago .blogspot.com/PROSEDUR- PENGEMBANGAN- EVALUASI -PEMBELAJARAN.html/(diakses tanggal 3 maret 2015)
[8]
http://ekaputracaniago .blogspot.com/PROSEDUR- PENGEMBANGAN- EVALUASI -
PEMBELAJARAN.html (diakses tanggal
3 maret2015)
[9]
http://anakbangsamewujudkanimpian.bolgspot.com/prosedur-pelaksanaan-evaluasi-pembelajaran.html/ (diakses tanggal 3 maret2015)
[10]
http://anakbangsamewujudkanimpian.bolgspot.com/prosedur-pelaksanaan-evaluasi-pembelajaran.html (diakses tanggal 3 maret2015)
[11]
http://ekaputracaniago .blogspot.com/PROSEDUR- PENGEMBANGAN- EVALUASI -PEMBELAJARAN.html (diakses tanggal 3 maret2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar